Di berbagai kompetisi menyanyi untuk anak-anak yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi, sering sekali kita mendengar lagu-lagu dewasa dengan tema percintaan yang dinyanyikan dengan suara polos yang kadang sedikit cadel. Tentu sedih sekali bahwa anak-anak kita seolah tumbuh dewasa sebelum waktunya karena kurangnya perbendaharaan lagu anak yang lebih sesuai dengan dunia mereka. Jika dulu kita begitu sering mendengar lagu anak anak yang dinyanyikan oleh Trio Kwek Kwek, Susan, Bondan Prakoso dan Joshua sekarang tampaknya anak-anak lebih akrab dengan lagu-lagu dewasa pun mengidolakan penyanyi-penyanyi dewasa bahkan hingga meniru gaya mereka.
Tahukah Anda bahwa lagu-lagu yang sering didengarkan oleh putra-putri Anda pada tingkatan yang paling gawat bisa menyebabkan pengaruh negatif pada perkembangan anak terutama anak-anak yang masih dalam usia emas yang kurang atau hingga 6 tahun. Dengan seringnya mereka mendengarkan lagu-lagu dewasa, anak-anak akan terbiasa mengucapkan kosa kata yang belum pantas dan tidak sopan untuk anak seusia mereka karena menirukan lirik lagu yang sering mereka dengarkan. Hal ini mungkin terjadi, karena pada usia periode emas otak anak bisa diibaratkan seperti spons yang akan menyerap apapun yang dekat dengan mereka, termasuk lagu-lagu yang mereka dengarkan.
Peran serta orang tua dan pendidik
Guru dan orang tua mempunyai peranan yang sangat penting untuk memilihkan lagu anak anak yang sesuai dengan perkembangan usia mereka. Pendidik dan orang tua selayaknya memberikan lagu-lagu konsumsi anak yang dapat membantu menanamkan karakter luhur seperti menumbuhkan sikap sopan atau menanamkan rasa cinta tanah air dengan memperkenalkan lagu-lagu daerah.
Lirik dan musik pada lagu anak anak seharusnya benar-benar melukiskan dunia anak yang penuh dengan kegembiraan, bermain, dan pendidikan. Sisi pendidikan pada lagu anak idealnya yang dapat mengajak anak-anak untuk mengenali anggota tubuhnya, mengenal angka dan huruf, juga alam sekitar serta mempunyai pesan moral tentang budi pekerti yang baik. Dengan demikian lagu dapat menjadi sarana dalam proses pendidikan anak usia dini. Salah satu contohnya adalah lagu “A, B, C” yang dinyanyikan dengan irama riang akan membantu anak untuk berlatih menghafal huruf.
Penyebab lagu anak tidak populer
Dibandingkan dengan dahulu, perkembangan dunia musik Indonesia sepertinya tidak memberikan tempat bagi karya cipta lagu anak. Lagu anak Indonesia, seperti yang kita ketahui bersama tampaknya hanya bertahan pada tahun 2000-an yang dapat dilihat dari meledaknya penjualan album Petualangan Sherina. Hal itu disebabkan oleh program lagu anak-anak tidak terlalu disukai di pasaran sementara para produser harus menyesuaikan selera pasar untuk mendapatkan keuntungan. Melihat keadaan ini tentu dibutuhkan campur tangan pemerintah dengan cara mendorong media massa untuk lebih memberikan ruang bagi perkembangan musik dan lagu anak anak.
Leave a Reply